Secara singkat bisa dikatakan pupuk organik cair adalah
pupuk berbentuk cair yang dibuat dari bahan-bahan organik melalui proses
pengomposan. Pupuk organik tidak hanya mempunyai fungsi sebagai penyedia hara,
melainkan juga berfungsi memperbaiki lingkungan sekitar tanaman, baik secara
fisik, kimia, maupun biologi. Oleh karena itu pupuk organik bukan sekedar
dibuat dari bahan-bahan organik, tetapi juga harus berkerja secara organis juga
pada tanaman.
Pupuk organik cair yang dibuat dari bahan-bahan organik yang
difermentasikan dalam kondisi anaerob dengan bantuan organisme hidup. Unsur
hara yang terkandung dalam larutan pupuk cair tipe ini benar-benar berbentuk
cair. Pupuk organik cair tidak bisa dijadikan pupuk utama dalam
bercocok tanam. Sebaiknya gunakan pupuk organik padat sebagai pupuk
utama/dasar. Pupuk organik padat akan tersimpan lebih lama dalam media tanam
dan bisa menyediakan hara untuk jangka yang panjang. Sedangkan, nutrisi yang
ada pada pupuk cair lebih rentan terbawa erosi. Namun di sisi lain, lebih mudah
dicerna oleh tanaman.
Jenis pupuk cair lebih efektif dan efesien jika
diaplikasikan pada daun, bunga dan batang dibanding pada media tanam (kecuali
pada metode hidroponik). Pupuk organik cair bisa berfungsi sebagai perangsang
tumbuh. Terutama saat tanaman mulai bertunas atau saat perubahan dari fase
vegetatif ke generatif untuk merangsang pertumbuhan buah dan biji. Daun dan
batang bisa menyerap secara langsung pupuk yang diberikan melalui stomata atau
pori-pori yang ada pada permukaannya.
Pemberian pupuk organik cair lewat daun harus hati-hati.
Jaga jangan sampai overdosis, karena bisa mematikan tanaman. Pemberian pupuk
daun yang berlebih juga akan mengundang hama dan penyakit pada tanaman. Jadi, ketepatan
takaran harus benar-benar diperhatikan untuk mendapatkan hasil maksimal.
Setiap tanaman mempunyai kapasitas dalam menyerap nutrisi
sebagai makanannya. Secara teoritik, tanaman hanya sanggup menyerap unsur hara
yang tersedia dalam tanah tidak lebih dari 2% per hari. Pada daun, meskipun
kami belum menemukan angka persisnya, bisa diperkirakan jumlahnya tidak lebih
dari 2%. Oleh karena itu pemberian pupuk organik cair pada daun harus
diencerkan terlebih dahulu.
Karena sifatnya sebagai pupuk tambahan, pupuk organik cair
sebaiknya kaya akan unsur hara mikro. Sementara unsur hara makro dipenuhi oleh
pupuk utama lewat tanah, pupuk organik cair harus memberikan unsur hara mikro
yang lebih. Untuk mendapatkan kandungan hara mikro, bisa dipilah dari bahan baku
pupuk.
Cara membuat pupuk organik cair
- Siapkan bahan-bahan berikut: 1 karung kotoran ayam, setengah karung dedak, 30 kg hijauan (jerami, gedebong pisang, daun leguminosa), 100 gram gula merah, 50 ml bioaktivator (EM4), air bersih secukupnya.
- Siapkan tong plastik kedap udara ukuran 100 liter sebagai media pembuatan pupuk, satu meter selang aerotor transparan (diameter kira-kira 0,5 cm), botol plastik bekas akua ukuran 1 liter. Lubangi tutup tong seukuran selang aerotor.
- Potong atau rajang bahan-bahan organik yang akan dijadikan bahan baku. Masukkan kedalam tong dan tambahkan air, komposisinya: 2 bagian bahan organik, 1 bagian air. Kemudian aduk-aduk hingga merata.
- Larutkan bioaktivator seperti EM4 dan gula merah 5 liter air aduk hingga merata. Kemudian tambahkan larutan tersebut ke dalam tong yang berisi bahan baku pupuk.
- Tutup tong dengan rapat, lalu masukan selang lewat tutup tong yang telah diberi lubang. Rekatkan tempat selang masuk sehingga tidak ada celah udara. Biarkan ujung selang yang lain masuk kedalam botol yang telah diberi air.
- Pastikan benar-benar rapat, karena reaksinya akan berlangsung secara anaerob. Fungsi selang adalah untuk menyetabilkan suhu adonan dengan membuang gas yang dihasilkan tanpa harus ada udara dari luar masuk ke dalam tong.
- Tunggu hingga 7-10 hari. Untuk mengecek tingkat kematangan, buka penutup tong cium bau adonan. Apabila wanginya seperti wangi tape, adonan sudah matang.
- Pisahkan antara cairan dengan ampasnya dengan cara menyaringnya. Gunakan saringan kain. Ampas adonan bisa digunakan sebagai pupuk organik padat.
- Masukkan cairan yang telah melewati penyaringan pada botol plastik atau kaca, tutup rapat. Pupuk organik cair telah jadi dan siap digunakan. Apabila dikemas baik, pupuk bisa digunakan sampai 6 bulan.
Penggunaan pupuk organik cair
- Pupuk organik cair diaplikasikan pada daun, bunga atau batang. Caranya dengan mengencerkan pupuk dengan air bersih terlebih dahulu kemudian disemprotkan pada tanaman. Kepekatan pupuk organik cair yang akan disemprotkan tidak boleh lebih dari 2%. Pada kebanyakan produk, pengenceran dilakukan hingga seratus kalinya. Artinya, setiap 1 liter pupuk diencerkan dengan 100 liter air.
- Untuk merangsang pertumbuhan daun, pupuk organik cair bisa disemprotkan pada tanaman yang baru bertunas. Sedangkan untuk menghasilkan buah, biji atau umbi, pupuk disemprotkan saat perubahan fase tanaman dari vegetatif ke generatif. Bisa disemprotkan langsung pada bunga ataupun pada batang dan daun. Setiap penyemprotan hendaknya dilakukan dengan interval waktu satu minggu jika musim kering atau 3 hari sekali pada musim hujan. Namun dosis ini harus disesuaikan lagi dengan jenis tanaman yang akan disemprot.
- Pada kasus pemupukan untuk pertumbuhan daun, gunakan pupuk organik cair yang banyak mengandung nitrogen. Caranya adalah dengan membuat pupuk dari bahan baku kaya nitrogen seperti kotoran ayam, hijauan dan jerami. Sedangkan pada kasus pemupukan untuk pertumbuhan buah, gunakan bahan baku pupuk yang kaya kalium dan fosfor, seperti kotoran kambing, kotoran sapi, sekam padi dan dedak. Kandungan setiap jenis material organik bisa dilihat di tabel berikut.
Secara sederhana bisa dikatakan, untuk membuat pupuk
perangsang daun gunakan sumber bahan organik dari jenis daun-daunan. Sedangkan
untuk membuat pupuk perangsang buah gunakan bahan organik dari sisa limbah buah
seperti sekam padi atau kulit buah-buahan.
Sumber: http://www.alamtani.com/pupuk-organik-cair.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar